5.2k views · 11 December, 2021
Destyana Maharani S.I.Kom
Saat ini rasa-rasanya sudah sangat jarang seseorang tak punya akun media sosial. Baik itu Facebook, Instagram, Twitter, YouTube hingga TikTok. Berbagai media sosial tersebut bahkan seolah sudah jadi identitas. Kalau dulu kehadiran media sosial hanyalah untuk berhubungan dengan orang lain di dunia maya hingga menemukan teman lama, kini para penggunanya seolah bersaing agar memperoleh topik media sosial yang bermanfaat pada penghasilan.
Tunggu, topik media sosial untuk penghasilan?
Yap!
Media sosial kini bisa menjadi lahan bisnis yang menjanjikan berkat terus meningkatnya jumlah pengguna. Anda tentu biasa melihat pebisnis online menawarkan produk-produk mereka di akun Instagram, berjualan di marketplace Facebook hingga membuat konten menarik di TikTok. Semuanya bertujuan untuk meningkatkan engagement dan omzet, serta merupakan indikator kesuksesan brand menjalankan strategi digital marketing mereka.
Selum mencari tahu seperti apa sih menentukan topik media sosial yang sangat berpotensi, ada baiknya Anda memahami engagement. Secara mudahnya, engagement adalah komunikasi interaksional alias dua arah. Dalam media sosial, engagement merupakan tolak ukur apakah konten yang disajikan benar-benar efektif dan relevan dengan pengikut, sehingga membuat orang lain terlibat dan akhirnya tertarik dengan apa yang kita tampilkan dalam konten tersebut.
Tingkat interaksi yang diperlihatkan dalam engagement inilah yang membuktikan akun media sosial itu efektif dalam hal promosi atau tidak. Jumlah pengikut media sosial tidak selalu sesuai dengan tingkat engagement yang muncul. Ada banyak akun media sosial dengan pengikut fantastis justru memiliki engagement rendah yang menjadi sinyal jika konten yang diunggah tidak menarik, atau mungkin pengikut yang dimiliki itu palsu.
Jika melihat tren konten media sosial saat ini, Avinash Kaushik selaku ahli statistik internet dan penulis komunikasi digital menjelaskan bahwa ada tiga kategori interaksi media sosial yang wajib dipahami, yaitu conversation (percakapan alias saling berkomentar), amplification (membagikan ulang konten tersebut) dan applause (respons singkat seperti like, emoji atau tap link).
Supaya engagement akun yang Anda miliki punya hasil memuaskan, ketiga faktor di atas tentu harus saling menonjol. Tak perlu memburu pengikut banyak terlebih dulu, tapi cobalah konsisten menciptakan interaksi yang berkualitas dengan para pengikut. Bagaimana caranya? Buat konten yang menarik, unik dan jika akun media sosial itu untuk bisnis, unggah konten promosi yang berbeda serta sesuai dengan hal-hal viral masa kini.
Misalnya saja untuk meningkatkan engagement Instagram, Anda bisa memaksimalkan konten Instagram Story dengan menggunakan fitur Instagram polling untuk mengumpulkan ide, feedback produk atau layanan, hingga konten yang diinginkan audiens, baik followers maupun non followers. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan fitur Q & A yang tersedia di IG Story.
Selain kedua fitur tersebut, jangan lupa untuk memaksimalkan hal-hal di bawah ini:
Bagi pebisnis online, supaya bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dan menjadi bukti strategi marketing bisnis berhasil, Anda harus bisa menemukan topik media sosial yang benar. Bagaimana caranya?
Jika Anda ingin berhasil di internet, maka harus bisa menentukan kata kunci alias keyword yang sesuai. Tak hanya dalam kebutuhan artikel di website, konten-konten yang diunggah di media sosial juga harus punya keyword yang mudah dibaca oleh mesin penelusuran. Jika konten Anda sudah memenuhi kaidah SEO (Search Engine Optimization) dan memang tengah banyak dibicarakan, konten itu jelas akan muncul di mesin pencari internet.
Agar bisa memiliki topik media sosial yang menarik perhatian banyak orang, jangan malas untuk melakukan riset dan analisis. Anda bisa menggunakan tools dari pihak ketiga atau melihat trending topic di media sosial. Semakin banyak data yang terkumpul, maka Anda bisa menemukan relevansinya dengan produk yang hendak ditawarkan, sehingga mampu menghasilkan konten yang tepat.
Proses ini jelas tidak terjadi secara singkat karena kadang topik yang tengah ramai dibicarakan tidak sesuai dengan produk. Contohnya seperti Anda berjualan nasi goreng dan kemudian media sosial tengah heboh kasus pelecehan seksual di instansi pemerintah. Jangan paksakan topik tersebut jika tidak ada relevansinya dengan produk, karena justru bisa menyinggung pihak lain dan berdampak buruk pada brand.
Hashtag bukanlah sekadar simbol di media sosial. Hashtag adalah penanda atas sekelompok konten dengan topik yang sama. Ketika pengguna internet memilih hashtag tertentu, seperti #AkuBisaKamuBisa, maka seluruh konten yang ada dalam hashtag itu pasti memuat topik yang sama. keberadaan hashtag pun akan mempermudah Anda dalam mengkategorikan postingan, sehingga sesuai dengan topik dan target pasarnya.
Setiap pebisnis tentu punya banyak sekali ide dalam pikirannya yang diharapkan bisa meningkatkan omzet usaha. Namun supaya berbagai ide itu bisa dikelola dengan baik, coba lakukan pemetaan pikiran alias mind map. Tenang saja, saat ini sudah banyak aplikasi yang mempermudah urusan mind map. Jadi, memudahkan Anda untuk menyesuaikan pikiran dengan produk yang tengah dijalankan.
Nah, bagaimana? Tidak sulit bukan dalam menentukan topik media sosial? Nanti jika Anda sudah menerapkannya, maka engagement yang diharapkan bakal sesuai keinginan. Setelah itu Anda tinggal menjalankan bisnis dan menuai cuan sebanyak mungkin. Untuk itu, gunakanlah media sosial dengan efektif dan efisien.
Berikut ini ada beberapa tips lainnya yang bisa dicoba untuk memaksimalkan konten media sosial bisnis Anda yang bisa dipelajari melalui aplikasi belajar online QuBisa:
0Comments
QuBisa © 2024. All rights reserved.