1.0k views · 21 April, 2022
Universitas Islam Malang
Setiap orang memiliki emosi. Namun yang membedakan adalah bagaimana tiap orang bisa mengolah emosinya. Berikut, bagai mana Memahami Konsep Emotional Resilience atau ketahanan emosi. Sesuai arti katanya, resilience adalah ketahanan. Seperti ketahanan mental, hanya ini khususnya emosi.
Jadi, emotional resilience merupakan kemampuan seseorang saat berada dalam kondisi stress atau krisis tertentu. Bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan sesuatu yang tidak menyenangkan atau tidak sesuai harapannya. Ternyata faktor yang mempengaruhi ketahanan emosi seseorang merupakan bawaan lahir. Makanya, kemampuan alami setiap orang pun berbeda-berbeda. Apabila ada satu kejadian atau masalah, maka masing-masing orang akan berbeda cara mengatasinya.
Harus resilient artinya ulet dan tahan banting. Ketahanan mental ini bisa diobservasi sejak usia dini. Misalnya, anak-anak minta dibelikan sesuatu. Pasti perangainya berbeda-beda. Ada yang menangis, ada yang merajuk, bahkan ada yang meronta. Dan ini sebagai indikasi, nanti anak tersebut kalau sudah besar akan berperilaku seperti apa.
Kemudian ada 3 hal yang mempengaruhi ketahanan mental. Pertama, paparan terhadap trauma. Seseorang yang banyak mengalami trauma semasa kecil akan sangat mempengaruhi emosinya. Rentan stres dan depresi sehingga dianjurkan untuk menerapkan resilience segera. Resilience adalah kemampuan untuk pulih dan bangkit saat mengalami sesuatu yang tidak sesuai hati. Lainnya adalah gender dan usia. Pria dan wanita, usia remaja dan dewasa, pasti akan berbeda ketahanan emosinya saat menghadapi masalah yang sama. Kita harus mencontoh karakteristik orang-orang yang resilient.
0Comments
QuBisa © 2024. All rights reserved.