2.1k views · 13 Januari 2022
Sukardi Arifin
Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa dalam hal berkomunikasi itu ada strateginya, terutama komunikasi di tempat kerja, dan komunikasi dengan pelanggan perusahaan. Dalam strategi komunikasi ada yang dinamakan asosiasi, imej, awareness, dan lainnya.
Asosiasi merupakan suatu hal yang melekat pada suatu produk. Bagaimana imej? Imej atau citra diri adalah hal berupa perpaduan dari asosiasi dan pengalaman dengan suatu merek. Bisa juga menceritakan pengalaman orang lain terkait produk tersebut. Sementara untuk awareness, Anda bisa mengetahui pembahasannya pada microlearning ini.
Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah, di mana ada orang yang berbicara, kemudian ada juga yang mendengarkan lalu memberi respons setelah memahami topik yang dibicarakan. Jadi, ketika ada rekan kerja yang berbicara, Anda jangan mengabaikan apalagi memotong pembicaraannya. Dengarkanlah terlebih dulu secara seksama agar Anda memahami maksud atau pesan yang ingin disampaikan. Jangan buru-buru merespons agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Dengan banyaknya beragam sifat individu di tempat kerja, untuk meminimalisir kesalahan, setidaknya Anda harus memahami 4 gaya komunikasi yang ada. Mulai dari pasif, pasif-agresif, agresif, dan komunikasi asertif. Orang dengan gaya komunikasi pasif cenderung terlihat cuek karena kurang percaya diri. Berbeda dengan agresif yang senang memotong pembicaraan orang lain.
Sementara pasif-agresif cenderung senang bergumam. Kemudian asertif lah yang terbaik. Komunikasi asertif cenderung bisa Anda ajak kerja sama dengan baik karena bersikap jujur, terbuka mendengar pendapat orang lain, serta menyampaikan pesan dengan jelas.
Dalam proses membangun komunikasi yang efektif, Anda tidak perlu berbicara dengan nada berteriak, hanya karena ingin didengar. Tetaplah berbicara dengan volume yang lembut dan tenang. Selain itu, sampaikan dengan jelas dan to the point, sehingga orang lain juga akan lebih mengerti terkait hal yang Anda sampaikan. Menggunakan intonasi yang tidak tepat saat berbicara, ditambah kalimat yang bertele-tele bisa membuat rekan kerja Anda malas untuk menanggapi Anda.
Ada dua jenis komunikasi, verbal berhadapan langsung melalui kata-kata, sementara nonverbal adalah bentuk berkomunikasi menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi. Jadi, ketika Anda sedang berkomunikasi secara verbal, jangan lupa menguatkan pesan yang ingin disampaikan dengan bantuan gerak tubuh. Misalnya saja menganggukan kepala ketika Anda menyetujui apa yang diutarakan rekan Anda.
Sudah menjadi rahasia umum jika kantor merupakan lingkungan yang juga menjadi sarang gosip. Gosip merupakan kegiatan yang tidak memiliki relevansi dengan pekerjaan dan termasuk gangguan besar untuk membuang-buang waktu. Jadi, berusahalah agar Anda terhindar menjadi gossipers di tempat kerja.
Tekanan dalam bekerja selalu ada sekalipun Anda mencoba menepisnya. Ya, deadline yang menumpuk hingga kerja sama tim yang kurang maksimal bisa menjadi salah satu penyebabnya. Walaupun begitu, jangan sampai Anda mengalami stres berlebih dan jadi emosi jiwa terhadap orang lain. Tetaplah tenang dalam menyelesaikan setiap pekerjaan Anda. Ketenangan adalah salah satu kunci mewujudkan komunikasi yang efektif. Jangan biarkan stres membuat sikap dan cara komunikasi Anda dengan rekan kerja jadi tidak baik.
Sedekat apa pun Anda dengan rekan kerja Anda, dalam membangun komunikasi yang efektif, Anda pun harus tetap menjaga privasi Anda dan privasi orang lain. Ya, berkomunikasi efektif tidak sama dengan menyampaikan seluruh rahasia pribadi yang Anda miliki. Anda harus tahu batasannya dan memperhatikan dampak buruknya jika segala privasi Anda tersebar tak hanya di tempat kerja namun juga di internet.
Sobat QuBisa juga dapat mempelajari ragam e-learing lainnya mulai dari webinar, microlearning, kursus online gratis dan kursus online berbayar biaya terjangkau seputar pengembangan diri, branding, sales dan marketing di aplikasi belajar online QuBisa:
0Comments
QuBisa © 2025. All rights reserved.