3.8k views · 31 Desember 2021
Nelly Mathias
Apa efek dari rangkap jabatan? Apakah Distress atau Challenging? Apa yang dimaksud dengan distress? Distress adalah stress yang bersifat negatif, di mana kita kesulitan melakukan suatu hal, yang akhirnya bisa mempengaruhi mental health. Distress ini levelnya lebih tinggi dari stres biasa.
Pada saat kita mengalami tuntutan yang berbeda, jangan dulu mengeluh. Anda harus bersabar karena perusahaan memiliki aturan yang berbeda, termasuk dalam hal rangkap jabatan. Seorang CEO tidak akan membiarkan pekerjanya merasakan distress akibat rangkap jabatan. Umumnya, karyawan yang diberikan tugas rangkap jabatan adalah pekerja kompeten dan memiliki kualifikasi yang sesuai berdasarkan penilaian dari CEO.
Apa itu kualifikasi? Kualifikasi adalah kemampuan atau keahlian yang dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu atau menduduki suatu jabatan. Hanya saja, yang tidak bisa dilihat CEO adalah apakah orang yang diberikan tugas rangkap tersebut memiliki kondisi mental health yang sehat atau tidak. Jadi, rangkap jabatan ini bisa menjadi distress atau tantangan tergantung pada individunya.
Distress vs Challenging merupakan dampak yang dirasakan seseorang ketika menempati posisi rangkap jabatan atau bekerja dengan porsi yang berlipat ganda. Definisi dari apa itu distress adalah termasuk ke dalam stres yang negatif. Distress merupakan kondisi seseorang yang tertekan karena beberapa hal yang dirasa berat seperti beban kerja yang terlampau tinggi. Distress merupakan tingkatan yang lebih akut jika dibandingkan dengan stres.
Sedangkan pengertian challenging adalah tantangan, dimana sikap seseorang yang merasa tertantang mendapatkan pekerjaan yang lebih berat. Dapat dikatakan distress adalah dampak yang negatif, sedangkan challenging adalah dampak yang positif.
Baik distress maupun challenging tergantung dari bagaimana seseorang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Kondisi kesehatan mental atau mental health seseorang juga mempengaruhi paradigma orang tersebut.
Terdapat beberapa perbedaan antara seseorang yang menganggap beban kerja tinggi sebagai distress vs challenging.
Reaksi seseorang yang mengalami distress atau challenging berbeda. Karena kondisi mental setiap orang yang berbeda, maka reaksi atau tanggapan yang dimunculkan pun akan memiliki perbedaan.
Untuk seseorang yang memiliki kecenderungan mengalami distress maka akan memberikan reaksi atau tanggapan yang negatif terhadap kondisi rangkap jabatan atau beban kerja yang berlipat. Mereka menanggapinya sebagai sebuah beban dan juga sebagai ancaman yang akan memberikan tekanan stres pada mereka.
Sementara untuk seseorang dengan kecenderungan menganggap segala sesuatu sebagai tantangan, mereka tidak akan merasa terbebani. Alih-alih menganggap sebagai beban atau ancaman, mereka akan menganggap posisi rangkap jabatan ataupun beban kerja berlipat sebagai sebuah tantangan atau challenging.
Mereka akan menganggap pekerjaan tersebut sebagai sarana untuk belajar dan untuk mendapatkan pengalaman baru. Mereka juga meyakini bahwa dengan beban yang berat akan mampu mengasah kemampuan mereka sehingga meningkatkan kualifikasi kerja mereka.
Distress vs challenging merupakan dampak yang dialami dari beban kerja yang besar melebihi kapasitas yang seharusnya. Distress merupakan dampak dari seseorang yang memiliki kesehatan mental (mental health) yang cukup lemah.
Distress muncul sebagai dampak dari seseorang yang bekerja melebihi kapasitasnya sehingga merasa terbebani dengan pekerjaannya. Distress sendiri merupakan tingkatan stres yang lebih akut atau kronis, sehingga membutuhkan perawatan dalam proses menuju sembuh.
Sedangkan challenging merupakan dampak yang bersifat positif. Yang menganggap bahwa beban kerja yang lebih besar akan lebih meningkatkan kemampuan, pengalaman baru, dan rasa senang atau bahagia ketika mengerjakan pekerjaannya.
Seseorang yang mudah merasa tertantang dengan pekerjaan menunjukkan mereka memiliki kesehatan mental yang baik. Mereka tidak mudah ter-distract dengan banyaknya pekerjaan yang akan dihadapi, tetapi menganggap pekerjaan sebagai tantangan.
Itulah perbandingan distress vs challenging. Langkah awal ketika Anda mendapatkan posisi rangkap jabatan sebaiknya jangan terlalu merasa terbebani dahulu. Periksa dan ketahui jobs description dan tanggung jawab yang akan Anda pegang.
Berusahalah berpikir dan melihat dari sudut pandang yang positif. Sehingga Anda terhindar dari distress dan menganggap pekerjaan tersebut sebagai challenging yang membuat Anda memiliki kesehatan mental yang lebih baik.
Akan tetapi, apabila Anda memang yakin merasa tidak mampu menempati posisi tersebut, ada baiknya Anda mengkomunikasikan dengan atasan sehingga posisi tersebut dapat dialihkan kepada orang lain yang lebih mampu. Jangan memaksakan diri yang membuat Anda lebih terbebani nantinya.
Distress vs challenging dapat dialami oleh semua orang dan bisa saling menggantikan. Mungkin awalnya Anda mengalami distress, namun kemudian Anda mengalami challenging setelah beberapa waktu mengerjakan rangkap jabatan. Yuk, simak hingga akhir video microlearning yang disampaikan oleh Nelly Mathias kali ini, untuk mengetahui lebih lengkap mengenai perbedaan distress dan challenging.
Selain microlearning distress vs challenging ini, Sobat QuBisa dapat mencari tahu lebih banyak seputar pekerjaan menantang lainnya di era disrupsi serta cara menjaga kesehatan mental dan psikologi. Dalam kursus online gratis dan kursus online berbayar biaya terjangkau, di aplikasi belajar online QuBisa:
0Comments
QuBisa © 2025. All rights reserved.