Unduh Aplikasi QuBisa
15 point

5 Alarm Bahaya Dalam Tubuh! Jika Muncul, Harap Segera Periksa ke Dokter!!

5.6k views · 27 December, 2021

Share
dr. Helsa Amalia

dr. Helsa Amalia

Bekerja sering kali membuat sebagian orang melupakan waktu makanan, jumlah asupan makanan yang dikonsumsi, hingga lupa waktu istirahat dan mengalami stres. Hal-hal tersebut tanpa Anda sadari bisa memicu gejala dispepsia atau maag. Mulanya gejala ringan dan masih Anda abaikan. Namun, Anda harus mewaspadai gejala lanjutannya yang ditandai dengan munculnya alarm symptoms.

Alarm symptoms adalah tanda bahaya pada penyakit maag atau dispepsia. Di mana jika Anda sudah mengalami gejala atau tanda-tandanya, Anda harus segera memeriksakan diri ke pusat kesehatan, rumah sakit, atau dokter.

5 Alarm Symptoms yang Menandakan Tubuh Anda Tidak Baik-baik Saja

  • Anemia, seperti lemah, letih, lelah, lesu, dan terlihat sangat pucat
  • Mual dan muntah yang berlangsung terus menerus
  • Kesulitan menelan makanan (bukan sakit tenggorokan)
  • Berat badan turun drastis meskipun Anda tetap mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sama dan teratur
  • Buang air besar (BAB) berdarah, di mana warna tinjanya berwarna hitam gelap karena sudah bercampur darah.

Sobat QuBisa dapat mempelajari lebih jelas mengenai alarm symptoms dengan menyaksikan hingga akhir rangkaian video microlearning diatas, pada paltform belajar online QuBisa. Selanjutnya, kenali lebih dalam tentang penyakit dispepsia dan maag lewat artikel di bawah ini.

2 Jenis Penyakit Dispepsia

Ada 2 jenis penyakit maag yang harus Anda ketahui sebagai berikut:

Dispepsia Organik

Ketika penyebab gangguan pencernaan sudah jelas, maka itu dinamakan dispepsia organik. Misalnya ada tukak lambung (ulkus peptikum),radang lambung (gastritis), kanker lambung (stomach cancer). Dispepsia organik jarang terlihat pada usia muda, tetapi lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun.

Dispepsia Fungsional

Dispepsia fungsional terjadi bila penyebab sakit maag tidak diketahui atau berdasarkan pemeriksaan gastroenterologi konvensional belum ditemukan kelainan atau kerusakan organik berikut penyakit-penyakit sistemik.

Dispepsia fungsional memiliki gejala seperti merasa perut sangat penuh setelah makan. Cepat kenyang padahal belum menghabiskan makanan. Sensasi terbakar di perut (terasa dalam 3 bulan terakhir). Dispepsia fungsional terbagi menjadi dua, yaitu postprandial distress syndrome dan epigastric pain syndrome. 

  • Sindrom distres postprandial (Postprandial distress syndrome), yang ditandai dengan perasaan kenyang lebih cepat dan mengalami kembung setelah makan dengan porsi normal.
  • Sindrom nyeri perut bagian atas (Epigastric pain syndrome), yaitu rasa nyeri atau sensasi terbakar dengan tingkat keparahan sedang di perut bagian atas atau ulu hati setidaknya satu kali atau lebih dalam seminggu, Selain itu rasa nyerinya tidak berkurang sekalipun Anda buang air besar atau kentut.

Perbedaan Maag dengan GERD

Sakit maag merupakan istilah bagi masyarakat pada umumnya, sementara dalam istilah kedokteran, sakit maag disebut sindrom dispepsia. Selain itu, maag juga sering kali disamakan dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) karena gejalanya yang hampir serupa. Padahal, antara dispepsia dan GERD itu berbeda

Maag adalah istilah yang menggambarkan ketidaknyamanan atau keluhan nyeri yang disebabkan oleh masalah pencernaan. Sementara GERD adalah kondisi di mana cairan asam lambung mengalir naik ke kerongkongan (esofagus) sampai ke mulut. Nah, orang dengan gejala dispepsia mungkin saja mengalami gejala GERD.

Meskipun begitu, keduanya benar-benar berbeda, begitupun tata cara mengobatinya. Jika ciri-ciri maag lebih pada perut terasa penuh saat makan, setelah makan. Kemudian perut terasa tidak nyaman setelah makan selama beberapa waktu, ulu hati terasa sakit, buang angin dan sendawa, perut kembung, hingga mual dan muntah.

Sementara pada GERD ciri-cirinya terlihat dari dada terasa terbakar setelah makan, terutama di malam hari. Makanan atau asam lambung naik ke kerongkongan, nyeri dada, sulit menelan, dan perasaan mengganjal di kerongkongan.

Cara Mencegah atau Meminimalisir Risiko Sakit Maag

  • Mengatur pola makan Ada, teratur dan dalam jumlah yang pas/
  • Menghindari makanan mengandung lemak tinggi, termasuk cokelat dan keju.
  • Tidak mengkonsumsi makanan yang menimbulkan gas, seperti kol, kubis, dan kentang.
  • Menghindari konsumsi makanan yang terlalu pedas.
  • Berhenti merokok, alkohol, dan minuman dengan kadar kafein tinggi.
  • Hindari obat yang bisa mengiritasi lambung.
  • Belajar mengelola stres agar tak mengalami stres yang berlebihan.

Ingin semakin aware terhadap kesehatan secara umum atau general health, baik itu secara fisik maupun mental? Jika begitu, sangat tepat untuk mempelajari kursus online gratis dan kursus online berbayar biaya terjangkau lainnya di aplikasi belajar online QuBisa:

0Comments

no profile