2.2k views · 27 December, 2021
Nelly Mathias
Ketika melamar pekerjaan di suatu perusahaan, tentu saja Anda tak hanya melihat berdasarkan profil atau nama besar perusahaan, bukan? Anda pasti mempertimbangkan jenjang karir yang bisa Anda peroleh, seperti diberikannya pelatihan, coaching, mentoring, hingga promosi kenaikan jabatan dalam jangka waktu tertentu.
Salah satu faktor yang mendukung Anda untuk mendapatkan promosi jabatan adalah performa Anda dalam bekerja. Atasan yang melihat bagaimana bagusnya kinerja Anda akan mempertimbangkan untuk memberikan Anda kesempatan naik jabatan.
Tak hanya berdasarkan kinerja, pada kasus tertentu, kenaikan jabatan bisa dipicu oleh pengalaman yang dimiliki, sehingga bisa melakukan banyak hal dengan sebaik mungkin.
Semakin berkembangnya suatu organisasi, maka akan membutuhkan individu yang memiliki skill mumpuni disertai pengalaman organisasi yang lebih dibandingkan pekerja lainnya.
Tak hanya berlaku saat proses wawancara atau rekrutmen saja. Referensi juga bisa membantu Anda untuk mendapatkan promosi jabatan. Jadi, meskipun Anda tergolong orang baru, namun ketika perusahaan membutuhkan orang baru yang bisa naik di level tertentu, sehingga Anda direferensikan oleh rekan atau orang-orang di sekitar Anda.
Mungkin Anda bertanya-tanya, faktor apa yang paling mumpuni dan masuk akal bagi divisi Human Resources atau HR untuk seseorang mendapatkan promosi? Apakah dari sisi performa kerja, pengalaman kerja, pengembangan organisasi, atau justru referensi?
Jawabannya adalah tidak ada. Karena mungkin saja ada individu yang secara pengalaman bagus, tapi ketika naik level ke jabatan yang lebih tinggi, pekerjaan atau tugas dan tanggung jawabnya pun akan jauh berbeda dengan keadaan saat ini.
Dari sinilah Anda harus mengubah pola pikir bahwa mendapatkan promosi jabatan itu jangan dilihat hanya dari sisi keren dan kebahagiaan saja karena berhasil bekerja keras. Anda juga harus melihat dari sisi tantangannya.
Hal yang paling menggiurkan ketika mendapatkan promosi adalah kenaikan gaji. Ya, biasanya ketika posisi pekerjaan lebih tinggi, pendapatan akan disesuaikan. Namun, Anda pun harus menyadari jika tugas dan tanggung jawab Anda akan meningkat.
Anda perlu beradaptasi dengan pekerjaan baru. Mengambil posisi baru sebenarnya tidak jauh berbeda dengan menjadi karyawan baru. Ada tugas yang berbeda dari sebelumnya dan perlu dipelajari. Bahkan beberapa kewajiban membutuhkan banyak tanggung jawab.
Ketika Anda mendapatkan posisi yang lebih tinggi dan mengawasi beberapa karyawan lain, Anda secara tidak langsung perlu memiliki keterampilan manajemen yang lebih baik. Tidak hanya dalam mengkoordinir tugas dan mengatur beban kerja karyawan saja, tetapi dalam mengatur waktu. Sebab tugas Anda akan semakin kompleks.
Memiliki lebih banyak izin, termasuk dalam mengambil keputusan, tidak berarti Anda dapat menggunakannya sesuka hati. Sebagai pemimpin baru, Anda justru dituntut untuk membuat keputusan yang benar dan bijaksana. Ingatlah juga bahwa setiap keputusan akan memiliki konsekuensi dan belum tentu disetujui oleh semua pihak. Anda harus siap menerima semua konsekuensinya.
Meninggalkan posisi karyawan dan mengambil posisi manajemen pasti akan membawa perubahan dalam hubungan sosial di kantor. Hubungan dengan mantan rekan kerja yang kini menjadi bawahan pasti akan berbeda. Rekan kerja Anda mungkin saja akan merasa malu dan segan. Ini normal terjadi dan merupakan salah satu risiko kenaikan pangkat.
Selain harus pandai menempatkan diri, Anda pun harus mampu menengahi atau menyelesaikan konflik yang sangat mungkin terjadi di kantor. Anda perlu memposisikan diri dengan bijak dan tetap objektif. Hindari terlibat dalam konflik dan pilih kasih antar karyawan. Dengan begini Anda dapat bersikap sebagai bos yang adil.
Ingin mengetahui seluk beluk seputar promosi jabatan? Yuk belajar di aplikasi belajar online QuBisa. Ada banyak kursus online gratis seputar personal development, career development, dan leadership, seperti di bawah ini:
0Comments
QuBisa © 2024. All rights reserved.